International

Gustavo Petro tak Peduli soal Visa dicabut

Gustavo Petro tak peduli soal visa dicabut

Presiden Kolombia, Gustavo Petro, merasa bodo amat dengan sikap Pemerintah Amerika Serikat yang mengambil langkah pencabutan visa diplomatik miliknya akibat menyuarakan kemanusiaan saat bergabung dengan sekelompok demonstran di Kota New York.

“Saya tidak tiba di Bogota. Saya tidak lagi memiliki visa untuk bepergian ke AS. Saya tidak peduli. Saya tidak memerlukan visa tetapi ESTA, karena saya bukan hanya warga negara Kolombia, tetapi juga warga negara Eropa, dan sebenarnya saya menganggap diri yang sebagai orang yang bebas di dunia,” kata Petro.

Menurut Petro, sikap Kementerian Luar Negeri AS kepadanya itu telah melanggar “aturan kekebalan yang menjadi dasar berfungsinya PBB dan Majelis Umum,” ia juga menambahkan bahwa.

“Memisahkan AS dari Kolombia adalah apa yang dibutuhkan oleh mafia,”

Oleh karena itu Petro menegaskan bahwa Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa harus dipindah dan tak bisa terus menerus berlokasi di New York.

“Tidak diizinkannya Otoritas Palestina masuk dan dicabutnya visa yang karena meminta tentara AS dan Israel untuk tidak mendukung genosida, yang merupakan kejahatan terhadap seluruh umat manusia, menunjukkan bahwa pemerintah AS tidak lagi mematuhi hukum internasional. Markas Besar PBB tidak dapat terus berada di New York.” jelaskan.

Baca juga: Menteri Israel sindir pengakuan Palestina hanya omong kosong

Sebelumnya, Gustavo Petro ikut unjuk rasa slogan ‘Tangkap Netanyahu di Mahleis Umum PBB (UNGA) di New York 26 September 2025.

Dalam aski tersebut unjuk rasa tersebut, Gutavo Petro mengenakan Keffiyeh dan berpidato di hadapan para demostran yang mendesak Pemerintah Amerika untuk segera menangkap Netanyahu.

Presiden Kolombia Gustavo Petro mendesak intervensi militer, supaya tentara AS dapat menolak perintah yang menargetkan warga sipil.

Serta menyerukan agar senapan diarahkan pada tirani bukan pada rakyat.

“Kita perlu membentuk pasukan yang lebih besar dari Israel dan kita harus menanggapi dengan perang. Itulah mengapa dari sini di New York, saya meminta prajurit Angkatan Darat Amerika Serikat untuk tidak mengarahkan senapan mereka ke arah kemanusiaan,” dalam pidatonya di jalanan New York.