Keracunan MBG Makin Tinggi, JPPI Mencatat 1.084 Korban Baru
Keracunan MBG makin tinggi, JPPI mencatat 1.084 korban baru.
Korban keracunan akibat Program Makan Bergizi Gratis (MBG) belum berhenti.
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat, dalam seminggu terakhir periode 6-12 Oktober 2025, ada 1.084 korban baru dilaporkan jatuh sakit setelah mengonsumsi MBG.
Catatan JPPI, total korban keracunan MBG sejak awal tahun kini mencapai 11.566 anak.
“Setiap seminggu ribuan anak tumbang karena MBG, tapi negara justru membiarkan dapur-dapur tetap beroperasi.” Katanya, Senin, 13 Oktober 2025.
“Ini bukan sekadar kelalaian, ini adalah krisis tanggung jawab publik,” sambungnya.
Dua provinsi baru yaitu Kalimantan Selatan dan Gorontalo ikut melaporkan kasus keracunan, padahal sebelumnya tidak pernah tercatat.
Di Kalimantan Selatan, sebanyak 130 korban ditemukan di Kabupaten Banjar. Adapun di Gorontalo, kasus muncul di wilayah perkotaan.
Provinsi dengan jumlah korban terbanyak pada minggu lalu berasal dari Nusa Tenggara Timur dengan 384 korban di Timor Tengah Selatan.
Dan disusul Jawa Tengah sebanyak 347 korban di Karanganyar, Klaten, dan Salatiga.
JPPI mengatakan, Jawa Timur dan NTT mengalami lonjakan yang tinggi.
Kedua provinsi itu sebelumnya tidak termasuk lima besar per 30 September 2025.
Namun, kini melonjak tajam, menunjukkan lemahnya pengawasan mutu di lapangan.
Lebih menghawatirkan, JPPI menemukan bahwa korban sekarang tidak hanya berasal dari kalangan siswa.
Guru, beli, ibu hamil, hingga anggota keluarga lain turut menjadi korban.
Paket makanan yang dibawa pulang dari sekolah atau disalurkan ke posyandu menyebabkan keracunan merembet ke rumah tangga, seperti dilaporkan di Bima Ketapang, dan Timor Tengah Selatan.
Baca juga: BPJS Kesehatan Siap Tanggung Biaya Medis Kasus Keracunan MBG

 
			 
							 
							