Korut Pakai Kripto dan Memanfaatkan Pekerja IT, Hindari Sanksi PBB
Korut pakai Kripto dan memanfaatkan pekerja IT, hindari sanksi PBB
Korea Utara menghindari sanksi PBB dengan menggunakan kripto untuk memperdagangkan bahan baku dan senjata militer.
Juga dengan mengirimkan sejumlah besar pekerja IT ke luar negeri untuk mencuci uang dan menghasilkan pendapatan bagi Pyongyang.
Pyongyang telah meningkatkan operasi siber dalam beberapa tahun terakhir.
Itu menjadi peretasan sebagai sumber utama mata uang asing di tengah sanksi yang ketat soal program nuklir dan senjatanya.
Pejabat Korea Utara menggunakan jenis kripto bernama stablecoin “untuk transaksi pengadaan, termasuk penjualan dan transfer peralatan militer juga bahan baku seperti tembaga, yang digunakan dalam produksi amunisi.
Negara tersebut menghindari sanksi PBB dengan mengirim pekerja IT ke setidaknya delapan negara
Sebagian besar pergi ke China, tetapi yang lain dikirim ke Rusia, Laos, Kamboja, Guinea Khatulistiwa, Guinea, Nigeria, dan Tanzania.
Tim Pemantauan Sanksi Multilateral juga menemukan bahwa Korea Utara berencama mengirim 40.000 pekerja ke Rusia, termasuk beberapa delegasi pekerja IT.
Di bawah sanksi PBB, pekerja Korea Utara dilarang mendapatkan penghasilan di luar negeri.
Korea Utara juga telah mendapatkan dukungan daru Rusia dalam beberapa tahun terakhir.
Setelah mengirim senjata dan ribuan tentara Korea Utara untuk bertempur bersama pasukan Moskow melawan Ukraina.

 
			 
							 
							