International

Presiden Brasil tuduh AS bantu mengatur kudeta di Brasil

Presiden Brasil tuduh AS bantu mengatur kudeta di Brasil dan mengecap upaya Washington untuk menggunakan tekanan politik guna menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap negaranya.

Berbicara dalam acara Partai Pekerja di Brasilia pada Minggu, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silvia memperingatkan bahwa Brasil tidak akan menerima perlakukan tidak adil dan siap mempertahankan kepentingan negaranya di panggung global.

“Mencoba menggunakan isu politik untuk menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap kami adalah tidak dapat diterima,” ungkap Lula.

“Saya tidak akan melupakan bahwa mereka telah membantu melakukan kudeta di sini,” sambung Lula.

Ia tidak menjelaskan apakah ia merujuk pada Operasi Brother Sam pada 1964, pemakzulan mantan presiden Dilma Rousseff paa 2016.

Atau upaya mantan presiden Jair Bolsonaro untuk membatalkan hasil pemilu 2022.

Presiden AS Donald Trump mengaitkan ancaman tarif tersebut dengan apa yang ia sebut sebagai “perburuan penyihir” terhadap Bolsonaro yang “sangat dihormati”.

Yang dituduh mencoba melakukan kudeta untuk mempertahankan kekuasaannya.

Lula menekankan bahwa Brasil tidak lagi bergantung secara ekonomi pada AS, mengutip perluasan hubungan perdagangan global dan fondasi domestik yang lebih kuat.

Dia juga menegaskan kembali upayanya untuk mencari alternatif terhadap dolar AS dalam perdagangan internasional.

Dengan tarif 50%, Brasil akan menghadapi tarif imfor tertinggi AS secara global.

Selain itu, Trump sebelumnya mengancam akan mengenakan tarif tambahan 10% terhadap anggota BRICS, menuduh mereka berusaha “menghancurkan dolar sebagai standar global.”

Brasil adalah anggota pendiri BRICS, tang terbentuk pada 2006 bersama Rusia, India, dan China.

Blok ini kemudian diperluas untuk mencakup Afrika Selatan, Mesir, Iran, Ethiopia, Uni Amirat Arab, dan Indonesia.