Tingginya Keracunan Massal MBG Akibat Pimpinan BGN Lalai
Tingginya keracunan massal MBG akibat pimpinan BGN lalai
Kasus keracunan massal yang menimpa ribuan siswa penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada September 2025 membuat lonjakan tinggi sentimen negatif publik, yang sekarang mengarah tajam pada struktur kepemimpinan Badan Gizi Nasional (BGN).
Berdasarkan riset Big Data yang dilakukan oleh Tim Institute for Development of Economics anda Finance (INDEF).
Sentimen negatif terhadap BGN mencapai puncaknya hingga 97,00%, memperdalam krisis kepercayaan publik terhadap program MBG.
Data dari Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat, hingga akhir September 2025, sebanyak 8.649 anak mengalami keracunan gejala keracunan akibat kontaminasi Salmonella dan Bacillus cereus dari makanan MBG.
Keracunan ini diduga kuat karena proses pengolahan, penyimpanan, dan penyajian makanan yang tidak memenuhi standar keamanan pangan.
Sorotan utama publik tertuju pada fakta bahwa mayoritas petinggi BGN tidak memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman yang relawan di bidang gizi atau kesehatan.
Tim INDEF menyebut bahwa dengan tingginya sentimen negatif tersebut, para pejabat terkait secara etika politik seharusnya sudah mengundurkan diri.
Kasus keracunan ini memperparah sentimen negatif terhadap program MBG secara keseluruhan, yang sebelumnya sudah didominasi masalah korupsi.
Meskipun kritik keras diarahkan kepada pimpinan BGN, sentimen terhadap para pekerja di Sentra Pengolahan Pangan Gratis (SPPG) justru mendapatkan dukungan karena dinilai kompak dan masakannya enak.
Publik pun mendesak agar BGN segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap struktur dan kompetensi kepemimpinan.
Baca juga: Epi Taufik BGN: Susu MBG hanya 30% susu segar

 
			 
							 
							